Literasi Digital Indonesia

Awalindo Cybersecurity bersama CSIRT Awalindo mengajak masyarakat Indonesia mengenal Literasi Digital.

AWALINDO CYBERSECURITY

Fuji Utomo, SH
Fuji Utomo, SH

Expert dibidang hukum transportasi.


Lorena-Karina Transportation

Dr. Aulia Taswin, SH., MH., CEH., CHFI, CPENT
Dr. Aulia Taswin, SH., MH, CEH., CHFI., CPENT

Expert dibidang hukum kesehatan dan hukum siber.


Awalindo Law Firm

Angga Kurniawansyah, SH
Angga Kurniawansyah, SH

Expert dibidang hukum kesehatan.


Awalindo Health Law

LITERASI DIGITAL MASYARAKAT INDONESIA

AWALINDO-CSIRT adalah Awalindo-Computer Security Incident Response Team suatu komunitas pemerhati terhadap literasi digital yang memberikan pelayanan dalam mencegah, bereaksi, menanggulangi dan menanggapi terjadinya insiden keamanan siber.

CSIRT AWALINDO LITERASI DIGITAL

Memberikan dukungan respons insiden. Bergantung pada cara CSIRT diatur dan layanan yang ditawarkan, CSIRT dapat memberikan dukungan respons insiden melalui hal berikut: layanan tanggap insiden di tempat yang diberikan langsung kepada konstituen; layanan tanggap insiden yang disampaikan melalui email atau telepon; atau layanan respons insiden terkoordinasi yang menggabungkan dan mengalokasikan upaya berbagai tim respons insiden di berbagai konstituen.

Keamanan Siber di Rumah Sakit yang Kuat
AwalindoNews - Rumah Sakit kini harus mengikuti perkembangan teknologi informasi di semua lini, bagaimana rumah sakit melindungi keamanan data pasien, peralatan medis dan pelayanan kesehatan berbasis jaringan internet menggunakan aplikasi yang dapat diakses oleh pasien, kata Aulia Taswin, Praktisi Hukum IT.
Insiden keamanan siber merupakan ancaman yang semakin besar terhadap industri layanan kesehatan pada umumnya dan rumah sakit pada khususnya. Industri layanan kesehatan tertinggal dibandingkan industri lain dalam melindungi pemangku kepentingan utamanya (yaitu pasien), dan kini rumah sakit harus menginvestasikan banyak modal dan upaya untuk melindungi sistem mereka.

Namun, hal ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan karena rumah sakit merupakan organisasi yang sangat jenuh dengan teknologi dan kompleks dengan kompleksitas titik akhir yang tinggi, politik internal, dan tekanan peraturan.Untuk meningkatkan kemampuan keamanan siber di rumah sakit, fokus utama dari kepala petugas informasi dan kepala petugas keamanan informasi harus pada pengurangan kompleksitas titik akhir dan meningkatkan keselarasan pemangku kepentingan internal.

Strategi-strategi ini dapat menyelesaikan permasalahan keamanan siber dengan lebih efektif dibandingkan mengejar lebih banyak sumber daya secara membabi buta. Pada tingkat makro, kerentanan siber pada infrastruktur rumah sakit suatu negara dipengaruhi oleh kerentanan seluruh rumah sakit. Dalam sistem yang besar ini, mengurangi variasi dalam ketersediaan sumber daya membuat keseluruhan sistem tidak terlalu rentan—beberapa rumah sakit dengan sumber daya keamanan siber yang rendah mengancam seluruh infrastruktur layanan kesehatan. Dengan kata lain, rumah sakit harus bergerak maju bersama-sama untuk menjadikan industri ini kurang menarik bagi penjahat dunia maya.

Selain itu, meskipun kepatuhan itu penting, hal ini tidak berarti keamanan. Rumah sakit harus menetapkan tingkat target keamanan siber melebihi persyaratan peraturan dan kebijakan saat ini. Saat ini, sebagian besar kebijakan ditujukan pada privasi data, bukan keamanan data. Oleh karena itu, pembuat kebijakan perlu memperkenalkan kebijakan yang tidak hanya meningkatkan target kemampuan keamanan siber namun juga mengurangi variabilitas ketersediaan sumber daya di seluruh sistem layanan kesehatan..

Pentingnya dan kompleksitas pengembangan kemampuan keamanan siber di rumah sakit dan dinamika inter dan intra rumah sakit berinteraksi agar dibentuk sistem keamanan siber rumah sakit di Indonesia dibidang digitalisasi berbasis internet sebagaimana pasca disahkannya Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. disebutkan pelayanan sistem digital telah diperkenakan digunakan dalam praktek keseharian pada fasilitas kesehatan. Sumber J Med Internet Res. Mei 2018; 20(5): e10059. .